Cermin: Hutan Tumbuh Makin Lebat di Mata Ibu

https://web.facebook.com/taufikuredish


oleh Nadin Himaya

 

"Ada hutan tumbuh di matamu," Kata ayahku malam itu ketika perjamuan makan hampir usai. Ibu menuang berluap-luap gusar ke gelasnya. Sejenak kami menghentikan aktivitas mengunyah, mengaduk, menarik kembali pikiran kami ke tempatnya masing-masing. Tak lama kemudian, semua orang kembali makan.

Dari yang ku tahu, ibu dan ayah punya bahasa mereka sendiri untuk berkomunikasi. Tak jarang kami menyaksikan mereka saling melontarkan kalimat di luar konteks kegiatan kami saat itu. Ku pikir ini hanya soal kebiasaan puitis mereka sejak jaman pacaran yang terbawa hingga sekarang.

Pagi itu tiba, ibuku pagi-pagi sekali sudah mengemas berbagai barangku dan nya. Seperti hendak berlibur berhari-hari. Tapi ini bukan musimnya libur. Ayahku duduk saja menyaksikan kami sibuk berkemas. Kakakku tidak terlihat cerewet seperti biasanya, tangannya terlihat lebih berisik dari pembawa berita di tv. Mungkin tadi malam ibuku terlalu capek untuk berkemas dan tadi ia bangun kesiangan untuk melakukannya, lalu ternyata kami sudah terlambat dari jadwal liburan kejutan ini, batinku.

Sebuah taksi memasuki halaman rumah. Ibu menggendongku, tangan kirinya menyeret koper dengan payah. Kakakku masih diam. Kami pergi meninggalkan ayah sendirian (yang ku pikir) menjaga rumah sampai kami pulang dari liburan.

Sepanjang jalan aku masih melihat hutan tumbuh makin lebat di mata ibu. Kami tak pernah lagi pulang ke rumah. Ini liburan terlama kami. Tiga tahun panjang kami. Aku penasaran kenapa ayah betah sekali menunggu rumah sendirian tanpa ikut bepergian.

Belakangan aku tahu, ayah tidak suka hutan. Itu sebabnya ia memilih tanah lapang di mata perempuan yang sekarang menemaninya menjaga rumah selagi kami pergi liburan. Dan hutan di mata ibu makin subur sementara kami berlibur.

***


Nadin Himaya terlahir dan belajar tumbuh besar di Semarang sejak April 1996. Meski berhari-hari senang berlibur, sampai sekarang belum memutuskan punya rumah sendiri untuk dijadikan alamat menetap dan pulang. Beberapa unek-uneknya dapat dijumpai di sebuah akun media sosial Instagram menggunakan nama Nadine Himaya. Sebagian lagi dapat ditemukan melalui platform yang sama dengan nama @Luang.in. Sapa saya ketika bertemu. Adios!


Komentar