![]() |
Prosesi Larung Sastra 2019. (dok. PSK) |
Kendal - Ada yang berbeda dengan malam
minggu di Pelabuhan Kendal kali, jika biasanya malam minggu di Pelabuhan Kendal
hanya diwarnai oleh pengunjung yang hendak memancing, kali ini untuk pertama
kalinya terselenggara Larung Sastra 2019. Kegiatan itu merupakan acara yang
digagas dan diinisiasi oleh Pelataran Sastra Kaliwungu (PSK) dan diselenggarakan
selama dua hari, Sabtu – Minggu, 26 – 27 Oktober 2019.
“Kami mencoba melakukan kegiatan
yang baru yang dekat dengan alam dan tentunya sebagai langkah awal serta
kepedulian terhadap kondisi alam kita saat ini,” ujar Budiawan, Ketua Pelaksana
Larung Sastra 2019
Budiawan menambahkan, bahwa
kegiatan ini bertujuan untuk ikut meramaikan khasanah sastra di lingkungan
pesisir dan mengajak peserta untuk mencengkrami dan mengakrabi alam di sekitar
kita.
“Ya, agar ramai (kegiatan sastra)
yang ada di kaliwungu dan Kendal. Serta mengedukasi kepada peserta bagaimana
mencintai alam, mengakrabi alam secara langsung, sekaligus mentadaburi alam
melalui sastra,” tambahnya.
Sementara itu, Bahrul Ulum,
Presiden PSK mengatakan bahwa kegiatan ini akan menjadi
acara tahunan yang diselenggarakan oleh PSK dan akan menjadi
ikon bagi proses kreatif yang dilakukan kawan-kawan di komunitas.
“Jadi, (acara Larung Sastra) ini
akan kami agendakan menjadi acara tahunan serta menjadi ciri khas dan identitas
Pelataran Sastra Kaliwungu. Sebab, selama 8 tahun didirikan, Pelataran Sastra
Kaliwungu belum memiliki acara yang rutin (tahunan) yang menjadi ikon komunitas
ini,” tuturnya.
![]() |
Tenda-tenda didirikan di tepi pantai, lokasi Larung Sastra. (dok. PSK) |
Ulum, sapaan akrab Bahrul Ulum
menambahkan, rangkaian acara ini dimulai dengan diskusi sastra dan pelatihan
menulis puisi, kemudian dilanjutkan dengan prosesi larung sastra dan malamnya
yaitu acara puncak, Bincang Sastra.
“Tadi diawali dengan diskusi,
perkenalan dan pelatihan menulis puisi, kemudian tadi ada prosesi melarung
karya sastra berupa pembacaan puisi di tepi laut, kemudian melarung atau menghanyutkan
karya sastra diwakili oleh Chadori Ichsan. Dimana dimaksudkan karya yang itu
dapat abadi dan nantinya output dari kegiatan ini karya peserta akan dibukukan dalam antologi” tambah Ulum.
Bincang bersama Sastrawan Semarang
Budi Maryono sedang memberikan materi ditemani moderator, Chadori Ichsan. (dok. PSK) |
Sementara itu, acara Larung
Sastra ini diisi dengan Workshop dan Pelatihan Menulis Puisi, Larung dan Jemuran
Sastra, Akustik dan Baca Puisi, serta Bincang dengan Sastrawan asal Semarang,
Budi Maryono.
Budi Maryono yang datang ke
lokasi acara bersama keluarga langsung mendirikan tenda dan memberikan sinyal
bermalam bersama keluarga sekaligus peserta di Pelabuhan Kendal.
Di hadapan peserta, Budi Maryono
mengatakan sekaligus mengingatkan bahwa ketika berkarya jangan pernah malu
terhadap apa yang telah dibuatnya.
“Jangan malu pada karya sendiri, kalau kita saja malu
pada karya kita sendiri, apalagi orang lain? Dan jangan takut untuk mencoba
(membuat karya) yang lainnya, jangan fokus pada satu kemampuan,” tuturnya.
Selain itu, Budi Maryono juga
menyampaikan tentang pentingnya membaca untuk menambah kosa kata, apalagi bagi
seorang sastrawan yang membutuhkan banyak kosa-kata.
“Kalau pengen memperbanyak kosa
kata, perbanyaklah membaca dan karya sastra itu paling banyak memiliki kosa
kata,” katanya.
Adapun kegiatan Larung Sastra ini
diikuti oleh beberapa peserta siswa dan mahasiswa dari Kendal dan Semarang, seperti
SMA Negeri 2 Kendal, Uniss, Unnes, Undip, Unwahas dan Upgris serta beberapa
pegiat sastra yang berasal dari Kabupaten/Kota tetangga, seperti Tegal, Demak,
Banjarnegara dan Jakarta.
Komentar
Posting Komentar